secret room of an angel

ROSE Part 2

Rose

Tittle : Rose Part 2 (END)
Author : Me As Always ^^
Length : Twoshoot
Genre : Action, Romance, Friendship, AU, Family,
Main Cast :
Choi Myungjin => OC’s
Kim Myungsoo => Infinite
Lee Howon a.k.a Hoya => Infinite
Rating : PG 17
Ini part selanjutnya bagi yang nunggu ff gagalku ini. Emang ada yang nunggu?? #eh? Makasih buat yang udah nunggu dan comment ffku ini. Cukup cuap-cuapnya. Semoga suka aja

^^HAPPY READING^^
My love is like a red rose
It may be beautiful now
But my sharp thorns will hurt you
My love is like a red rose
Yes, I may be fragrant
But the closer you get, the more I’ll hurt you

Myungjin POV
Hari ini aku dibayar dua kali lipat hanya saja aku harus bekerja keras karena pekerjaanku ini lebih beresiko. Aku diminta seorang yeoja untuk membunuh mantan pacarnya dan sebelum itu aku harus menyakiti hatinya. Dia bilang kalau mantan pacarnya seorang player jadi dia mudah melirik yeoja yang ada disekitarnya.
Benar saja baru aku memasuki restaurant ini namja itu sudah memandangiku dan dengan genit mengedipkan sebelah matanya. Ini bukan yang pertama kali aku melakukan ini jadi bisa dibilang aku sudah professional.
Sengaja aku masuk saat keadaan restaurant sedang penuh dan aku bisa bergabung dengan meja milik namja incaranku. “Permisi~ Bolehkah aku duduk disini?” tanyaku sopan disertai dengan senyuman dusta.
“T..tentu saja~ Ak..aku Kim Himchan. Kau?” “Lee Haru. Senang berkenalan denganmu” Namaku kuubah. Saat aku memandangi menu bisa kurasakan kalau dia sedang memandangiku. Dan setelah pelayan pergi kutatap matanya dalam. “Sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu” ujarnya tiba-tiba membuatku tersenyum. Dia masuk perangkap.
Dalam misi ini kami melakukan skinship namun dalam ambang normal. Aku dan namja yang bernama Kim Himchan ini berjalan-jalan hingga malam menjelang. Malam-malam begini aku dapat dengan mudah menjalankan misiku.
“Sungai ini akan menjadi saksi cinta kita Himchanie oppa” kedipku padanya membuat wajahnya langsung memerah. “Benar~ Berikan aku kecupan dipipi ya chagiya”
Aku mengecup dan mendorongnya ke dalam sungai. Karena daerah ini sepi tak ada yang mendengar teriakannya. Dia juga tak bisa berenang dan pada akhirnya iaナ ia tewas.
Dengan tewasnya namja ini maka berakhirlah pekerjaanku hari ini.

Howon POV
Benar-benar mirip. Tadi siang aku memotret wajah Myungjin. Dan sekarang ku sandingkan fotonya dengan foto Jinmi. Mereka sangat mirip hanya mata dan lesung pipi yang membedakan mereka.
Choi Jinmi dan Choi Myungjin dua orang yang berbeda namun wajah mereka mirip. Marga yang sama. Mereka tak akan bisa seperti ini kecuali merekaナ..
Aiisshh~ Aku tak bisa menyimpulkan semua ini sendiri harus ada Myungjin. Baiklah besok aku akan menceritakan semuanya. Semua tentangnya.

Keesokan harinyaナ
“Jadi apa yang ingin kau bicarakan Howon-ssi?” tanya Myungjin dengan senyuman ramahnya. “Begini Myungjin-ah~ Aku akui aku sedikit tak sopan membicarakan hal ini karena kita baru terhitung hari kenal. Jadiナ”
“Bicarakan saja Howon-ssi aku tak orang yang santai. Apa aku perlu memanggilmu dengan sebutan oppa dulu?” candanya tapi itu semua membuatku semakin bingung akan mulai dari mana.
“Begini.. Apa kau ingat kalau aku pernah mengatakan bahwa kau mirip dengan seseorang?” Myungjin mengangguk. “Ah aku ingat kalau tidak salah namanya Jinmi?”
“Aku curiga kalau kalian..Kalianナ”

Myungsoo POV
Aku melihatnya. Myungjin ia terduduk lesu di salah satu bangku taman. Padahal hari ini aku membawakan mawar kesukaannya dan aku akan menyatakan cintaku padanya namun ia seperti matahari yang kehilangan sinarnya hari ini. Dan aku tak tahu alasan dibalik semua itu.
“Myungjin-ah~” aku duduk disampingnya. Tak seperti biasanya, ia hanya melirikku dengan tatapan tajam dan mendesah. “Ada apa?” Suara itu kenapa terdengar dingin?
“Aku.. Lihat aku Myungjin” Aku melakukan beberapa gerakan dance. Semua yang kulakukan mengundang banyak orang yang datang dan merekaナ Mereka memberiku uang?
Setelah gerombolan itu pergi aku masih melihat Myungjin tertunduk. “Mereka menyebalkan. Aku hanya ingin menghiburmu tapi mereka malah memeberiku uang. Memang aku memiliki tampang seperti pengamen jalan?” gerutuku kesal.
Myungjin menengok ke arahku dan tertawa terbahak-bahak. “Hahahahahaha~ Sedikit mirip sih~ Hahahahaha” Aku pura-pura kesal dengan melipat tanganku dan memunggunginya.
Bisa kurasakan tangan Myungjin menempuk bahuku. “Mianhae~ Ekspresimu lucu sekali. Hahahahaha~”
Aku membalikkan badanku. “Sekarang sudah bisa tertawa ya.. Ini untukmu” kuberikan dia sekuntum mawar kesukaaanya dan seperti biasanya dia akan hilang kesadaran untuk beberapa saat.
“Saranghae~” akhirnya aku mengucapkannya. Mantra sakti yang membangun sebuah hubungan itu. Aku mengucapkanya~

Myungjin POV
Jantungku berdebar sangat kencang. Keringat mengalir dari pelipisku dengan sempurna. Aku senang tapi aku juga sedih. Selama ini bukan diriku yang kutunjukkan padanya. Dia.. Myungsoo belum mengenalku. Belum.
“Kenapa diam?”
Dia orang yang selalu denganku enam bulan ini. Tanpa tahu siapa aku sebenarnya. Aku dan dia berbeda. Ia hidup dalam dunia yang begitu indah dan aku? Aku hidup dalam dunia yang mengerikan.
“Mian..~ Tunggu sebentar”
Aku mencari sekuntum bunga mawar tanpa plastik atau apapun di batangnya dari dalam tasku. Kuharap dia mengerti ini. “Pegang ini Myungsoo-ssi” perintahku dan dia menjalankannya dengan baik. Tangannya juga tertusuk duri seperti keinginanku.
“Kenapa kau memberiku mawar berduri? Apa ini artinya tidak?” Myungsoo menunjukkan wajah kecewanya padaku. “Jangan mencintaiku. Carilah yeoja yang lebih baik~” Air mataku hampir saja keluar namun mati-matian kutahan. Sepertinya aku benar-benar sudah mencintainya. Hanya saja dia tak bisa mencintaiku. Dia tak boleh mencintai pembunuh sepertiku. Dan lagi aku juga menyukai Howon oppa. Namja yang belakangan ini juga dekat denganku.
“Apa maksudmu? Aku mencintaimu dan kau yeoja yang paling baik yang pernah aku kenal. Aku mohon terimalah aku. Saranghae~ Tidakkah kau mendengarnya?” Jangan bicara seperti itu. Aku semakin tak kuat jika seperti ini.
“Jangan terlalu percaya denganku. Kau belum mengenalku dengan baik” jawabku pada akhirnya dan bangkit dari dudukku. “Kalau begitu izinkan aku untuk mengenalmu lebih jauh” Myungsoo juga ikut bangkit.
“Cinta yang aku miliki seperti mawar yang kau pegang. Mungkin indah namun duriku bisa menyakitimu, mungkin harum namun semakin kau dekat semakin sakit luka yang kau rasakan” semoga dia paham dengan semua ini.
“Tapi.. aku benar-benar mencintaimu” Kupalingkan wajahku darinya. “Pergilah jika kau sudah siap kehilangan segalanya yang kau miliki dan siap untuk terluka oleh duriku baru kau boleh kembali” ujarku sebelum berbalik pergi.
“Mungkin aku belum siap. Tapi aku akan mempersiapkan diriku. Tunggu aku esok. Jika aku siap maka izinkan aku untuk mengenalmu lebih dalam” Air mataku menetes tak terbendung mendengar kalimatnya.

Howon POV
Aku mendapat surat permintaan kerja sama dari appa Jinmi, Choi Siwon. Hanya saja aku tak berminat bekerja sama dengan orang sepertinya. Dia appa yang tak bertanggung jawab dan mudah berpaling. Bahkan dia tak memiiki kepercayaan pada keluarganya sendiri. Bagaimana bisa aku bekerja sama dengan orang yang bahkan tak bertanggung jawab pada keluarganya sendiri.
TOK~TOK~ TOK~
Sekertarisku masuk ke dalam ruanganku. Dia memberikan beberapa dokumen padaku lalu duduk diseberang mejaku. “Maaf menganggu sajangnim tapi ada jadwal mendadak hari ini” ujarnya kikuk dan nampak gelisah.
Aku mengerenyitkan dahi pertanda aku tak mengerti maksud sekertarisku ini. “Apa maksudmu? Kenapa harus mendadak?” ulangku padanya. “Begini sajangnim baru saja Tuan Choi Siwon menelepon dan memaksa saya untuk mengatur pertemuan dengan anda hari ini juga” Sekertarisku menjelaskan dengan panjang lebar. “Jweisonghamnid sajangnim” Ia membungkuk dan pergi dari ruanganku.

Di restaurant..
“Jadi anda Lee Howon. Direktur Utama Lee Coorporation?” Kini aku tengan berada di sebuah restaurant mewah ternama di Seoul bersama dengan Choi Siwon appa dari Jinmi.
“Ah ye. Bangapseumnida” Choi Siwon ahjusshi memang namja yang terkenal dengan ketampanan dan keramahannya. Walaupun beliau orang yang kaya namun beliau baik pada siapapun.
“Aku pikir kau seumuran denganku ternyata kau masih seumuran anakku. Kalau begitu panggil aku ahjusshi saja Howon-ssi” Siwon ahjusshi lagi-lagi menunjukkan senyuman berlesung pipinya. Melihat senyumnya aku jadi ingat seseorang.
“Jadi Howon-ssi. Maksud saya mengundang anda kemari adalah untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan anda” Aku tersenyum ramah menanggapi pernyataan Siwon ahjusshi. Namun wajahku berubah serius dan membuat Siwon ahjusshi kaget.
“Maaf sebelumnya tapi saya tak berminat bekerja sama dengan perusahaan anda” Kuambil cangkir kopi milikku dan menyesapnya perlahan. “Tapi Howon-ssi jika perusahaan kita bekerja sama maka kita akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar”
Kuletakkan kembali cangkir kopiku. “Maaf tapi saya memiliki alasan tersendiri untuk hal ini” Aku menatap mata Choi Siwon ahjusshi dalam dan mungkin sedikit mengerikan.
“Maksud anda? Tolong jelaskan pada saya”
“Saya mendengar isu soal rumah tangga anda dan saya sudah memeriksa kebenarannya. Saya tidak ingin bekerja sama dengan orang yang bahkan tak bertanggung jawab pada anak dan istrinya hanya karena wanita lain” Siwon ahjusshi terpaku ditempatnya bahkan saat aku pamit ia tak mengucapkan barang satu patah katapun.

Myungsoo POV
Di Lokasi Syutingナ
CAMERA ROLLING~ ANDナ ACTION~
“Kajima~” tangan lawan mainku menarik tanganku dan memelukku dari belakang. “Jangan pergi~ Aku takut.. Aku takut jika aku tak bisa melihatmu lagi dan aku akan berhenti percaya padamu”
Kulepaskan pelukanku perlahan dan kubalikkan badanku menghadapnya. “Jangan menangis.. Apa kau berhenti percaya pada matahari setelah ia tenggelam dan digantikan oleh bulan ? Atau kau berhenti percaya pada bulan saat matahari terbit kembali?” Lawan mainku menggeleng. “Maka percayalah padaku seperti kau percaya matahari dan bulan”
Kami berpelukan sebagai tanda perpisahan. Dan aku berjalan pergi meninggalkannya.
CUT~
“Kerja bagus~ Kerja bagus Myungsoo-ssi. Kau menyelesaikan ini dalam satu kali take~” Aku membungkuk dan pergi.
“Myungsoo-ya aku tahu kau selalu pendiam dan pemarah setiap hari tapi kali ini aku bisa merasakan kalau kau sedang gelisah dan sedih” Manager hyung mendekatiku tang sedang duduk di jok mobilku dengan tangan yang memijat bagian atas hidungku.
“Akuナ Aku akan berhenti jadi artis hyung”
“MWO?”

Keesokan harinya aku dipanggil ke labelku untuk membahas mengenai keputusan yang kuambil. Semua ini demi Myungjin. Aku bisa. Aku harus bisa merelakan ini semua.
“Myungsoo-ah~ Pikirkan lagi.. Aku memiliki jalan keluar untuk masalahmu”
“Mianhamnida~”
“Berhentilah untuk sementara dan bila kau sudah siap kembali kami masih bisa menerimamu dan akan kubuatkan acara conferensi pers untukmu. Bilang saja kalau kau sedang menguji kesetiaan fans-fansmu dalam hal menunggu”
Aku merenung. Baiklah jika itu bisa membuatku untung. Disatu sisi aku tak kehilangan pekerjaanku dan disisi lain aku masih bisa mengejar cintaku. “Baiklah. Saya setuju”

Myungjin POV
Hari ini aku bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan. Mau bagaimana lagi Jung Imo sudah tidak ada. Hah~ Menyedihkan.
Kuistirahatkan diriku disofa dan mulai menonton televisi. Di meja ruang keluarga rumahku sudah ada segelas susu dan beberapa pasang roti yang sudah kuolesi dengan selai.
KLIK~ KLIK~
Berkali-kali aku menggonta-ganti channel dan pada akhirnya aku menemukan sebuah acara conferensi pers dari Myungsoo. Mau apa dia melakukan conferensi pers. Ah~ mungkin untuk filmnya yang baru saja selesai syuting. Entah kenapa aku ingin melihatnya saat di televisi.
‘Myungsoo-ssi, bagaimana syuting film anda ini? Apa ada kendala?’
‘Tidak ada. Saya rasa.. Tapi saya tidak tahu dengan lawan main saya. Hahaha’
‘Myungsoo-ssi saya dengar anda akan berhenti menjadi artis?’
Aku menyemburkan susu yang baru saja aku minum. Air mataku mengalir setitik demi setitik menuruni pipiku.
‘Ah~ Saya hanya berhenti untuk sesaat. Hanya untuk.. untuk menguji kesetiaan fans-fans saya.. Hahahahahha’
Bahkan dalam keputusan seperti itu dia masih bisa tertawa. Dasar bodoh. Aku mengatakan kalau kau siap kehilangan segalanya kau boleh kembali karena aku meyakini kalau kau tak akan siap. Biar bagaimanapun kau terbiasa hidup di duniamu yang indah dan tak akan mampu keluar dari sana sampai kapanpun.
Tapi kenapa? Kenapa kau melakukannya hanya demi yeoja pembunuh sepertiku? Dasar Pabo~. Myungsoo Pabo~ Tanganku bergetar mematikan televisi dan air mataku semakin deras mengalir.
“Pabo~..Hikssナ Hikssナ Pabo~”

Howon POV
Entah kenapa belakangan ini aku merasa kalau aku sedang diawasi oleh seseorang yang tak kuketahui. Bahkan saat aku dirumah aku masih merasa kalau aku sedang dibuntuti.
Malam ini bulan terlihat begitu terang bersinar. Aku tak puas-puas memandanginya dari balkon kamarku dengan menikmati segelas red wine.
“Jinmi-ah~ Benarkah aku mencintai Myungjin? Benarkah aku mencintainya karena dirinya sendiri bukan karena dia mirip denganmu? Hahaha Aku rasa tidak”
“Tapiナ Salahkah aku jika aku ingin memilikinya?”
“SALAH HOWON-SSI~ KAU SALAH BESAR” Bayangan seorang namja muncul di kamarku dan semakin lama bayangan itu semakin jelasn sehingga aku bisa melihat wajahnya.
“Kau? Mau apa kau kemari? Kau namja jahat.. Kau sudah membunuh Jinimku” Aku mengambil botol wineku dan bersiap untuk melemparnya.
“Hahaha~ Jadi kau melihatnya? Kalau begitu kau harus.. Mati”
DORRR~

Myungjin POV
Jika tadi pagi aku memikirkan Myungsoo malam ini aku memikirkan kata-kata yang dikatakan Howon-ssi mengenai keluargaku.
FLASHBACK ON
“Aku curiga kalau kalian..Kalianナ”
“Kalian Saudaraナ Aku ingin bertanya apakah nama appamu Choi Siwon?” Aku mengangguk. Bagaimana dia bisa tahu nama appaku? Apa benar aku dan Jinmi eonni bersudara? Aiiisshh mola~ “T..tapi sejak aku kecil aku tidak pernah bertemu dengannya”
“Itu karena eommamu mengetahui kalau dia hamil setelah dia sampai di Inggris. Eommamu tidak ingin mengatakan pada appamu mengenai dirimu sebelum kau lahir. Ia ingin membuat kejutan. Tapiナ” Howon menunduk
“Tapi saat kau sudah lahir. Eommamu bertengkar hebat dengan appamu. Appamu menuduh eommamu berselingkuh dan saat kau sudah besar dan kembali ke sini appamu sudah menikah lagi setelah menceraikan eommamu”
Jadi seperti itu ceritanya. Dan itu alasan eomma menjadi seperti itu. Kasihan eomma, dia sudah terlalu berjuang untukku. Aiisshh~ Eomma mianhae selama ini aku menyalahkanmu. Ternyata beban yang kau tanggung lebih berat dari yang kubayangkan.
“Lalu apakah Howon-ssi mengenal appaku?” Namja didepanku ini mengangguk dan tersenyum. “Dia adalah pemilik perusahaan terkenal, Choi Siwon”
FLASHBACK OFF
Belakangan ini aku juga bingung memilih antara Howon dan Myungsoo. Saat bersama Myungsoo aku selalu berdebar-debar dan juga senang bahkan sangat senang. Sedangkan jika aku bersama Howon aku akan merasakan sebuah kenyamanan dan juga perhatian yang besar. Aku bingung kemana hati ini akan berlabuh?
Memikirkannya saja sudah membuatku menangis seperti ini. Aku juga ingin keluargaku kembali utuh. “Selama ini aku selalu iri melihat keluarga yang utuh. Melihat anak kecil bermain dengan kakaknya. Melihat anak kecil yang sedang dimanja oleh appa dan eommanya. Semua itu membuatku merasa iri. Aku sangat ingin seperti mereka.”
Dan setelah aku mengambil pilihan untuk menjadi pembunuh bayaran sepertinya semua itu terasa semakin jauh. Aku berpikir kalau tak ada orang yang akan mencintaiku atau menyayangiku.
“Myunjin-ah~” Aku menengok ke sumber suara yang memanggilku. Suaranya seperti.. “Myungsoo-ssi?”
“Sejak kapan kau disana?” aku berjalan menghampirinya. “Sejak kau mengatakan selama ini kau iri melihat keluarga yang utuh. Sebenarnya apa yang kau sembunyikan dariku?” Aku menunduk tak kuat melihat tatapan Myungsoo. Namja ini terlihat begitu tulus namun aku meragukan ketulusan itu. Aku ragu ketulusan itu akan tetap ada jika dia mengetahui siapa aku ini.
“Besok~ Besok pagi kau datanglah kesini dan jangan lupa bawa barang-barangmu untuk menginap. Sekarang pergilah”

Disebuah tempat yang gelapナ
“Aku masih hidup? Dimana aku?” Seorang namja berbadan atletis tengah terikat kencang pada kursi di tengah-tengah ruangan itu. “Tentu saja kau masih hidup. Yang tadi baru obat bius. Hahahahaha” tawa mengerikan milik namja lainnya memenuhi ruangan itu.
“Apa yang kau inginkan?”
“Nyawamu tentu saja.. Tapi aku akan bermain-main denganmu dulu”
Namja yang tak terikat nampak mengeluarkan sebilah pisau lipat dari saku jaketnya dan mulai menyayat tubuh namja yang terikat.

Myungsoo POV
Aku kaget mendengar penjelasan dari Myungjin. “K..kau seorang pembunuh bayaran? Kau Rose? Pembunuh bayaran yang terkenal itu?” ulangku dengan terbata-bata karena shock. “Maka dari itu. Aku yakin kau tak akan mau mengencani seorang pembunuh sepertiku” Myungjin membuang muka ke arah lain.
Sesungguhnya cintaku itu tulus. Aku bahkan tak perduli kalau ia seorang pembunuh ataupun seorang pencuri aku tak peduli. Yang terpenting adalah aku mencintainya.
“Aku tetap mencintaimu tak peduli apapun latar belakangmu. Aku mencintaimu” Kupeluk erat tubuhnya dari belakang dan bisa kurasakan air matanya menetes hingga ke tanganku.
“Kau harus bertemu dengan eommaku. Kau tak akan bertahan saat melihatnya” Ia melepas pelukanku dan pergi dari tempat dimana kusaksikan ia membunuh orang dengan tangannya sendiri.

Di rumah Myungjinナ
“Ini eommaku” Myungjin mengenalkan eommanya padaku. Tapi ada yang janggal disini. Eommanya bahkan tak sedikitpun melirik keberadaan kami. Yang dilakukan hanya memandangi jendela dengan tatapan kosong.
“Annyeonghaseyo.. Omonim saya Kim Myungsoo. Senang berkenalan dengan anda” Tak ada jawaban. Myungjin tersenyum hambar ke arahku. “Ia tak akan bicara padamu”
Air mata mengalir dari mata indahnya. Tak kusangka dibalik keceriaan sosok Myungjin ternyata ia menyimpan beribu-ribu luka yang ia pendam. “Eommamu? Eommamu.. Terkena gangguan jiwa?” Myungjin mengangguk. “Aku tak peduli. Aku masih menyayangimu. Sudah cukup semua ini. Apapun yang kau tunjukkan padaku tak akan mengubah perasaanku. INGAT ITU”
Myungjin jatuh lemas di tempatnya. “Kalau begitu siapkah kau mengorbankan nyawamu untukku? Untuk keluargaku?” Aku menyetarakan posisiku dengannya dan kutatap matanya dalam.
“Aku siap apa yang harus kulakukan?”
“Aku dihantui oleh seorang psikopat. Ia terobsesi denganku. Tapi diaナ Dia kakak tiriku. Bantu aku untuk menemukannya”
“Baiklah.. Kajja~”

Author POV
Seorang laki-laki paruh baya berpawakan gagah tengah mondar-mandir di ruang kerjanya. Pikirannya kalut. Ia tak dapat mengatakan apapun tentang istri keduanya dan anak tirinya yang ternyata seorang pembunuh.
“Selamat kau telah menghancurkan keluargaku. KITA BERCERAI DAN PERGI DARI SINI” Teriakkan itu membuat wanita paruh baya didepannya terlunjak dan menangis. “Jika memang itu bisa membayar kesalahan anakku maka aku akan pergi”
Selang beberapa menit Myungin dan Myungsoo sampai di tempat itu dan berpapasan dengan wanita itu. “Kau Myungjin?” Gadis cantik itu berhenti berjalan dan menatap mata wanita didepannya aneh.
“Aku istri kedua appamu. Maafkan aku dan anakku selama ini kami telah merebut apa yang menjadi hakmu. Salah satu temanmu sedang ditawan olehnya di gudang tua dekat sini. Kau harus segera menyelamatkannya sebelum terlambat”
Myungsoo dan Myungjin berpandangan. “HOWON-SSI” teriak mereka bersamaan dan meninggalkan tempat itu.

Di gudang tuaナ
“KAU~ LEPASKAN HOWON OPPA SEKARANG” Howon dan Myungsoo bingung? Kenapa Myungjin memanggil Howon dengan sebutan oppa?
“Tak akan Myungjin-ah~ Sepertinya kau memang menyukainya jadi aku harus membunuhnya”
“Aku akan membunuhmu dulu”
Suara tembakan demi tembakan terus terdengar seakan tak ada habisnya. Myungjin dengan lincah mengisi pelurunya dan melalukan aksinya menghndar dari peluru yan ditembakkan psikopat itu.
Tapiナ Kakinya tertembak.
“MYUNGJIN~” teriak Myungsoo dan Howon kompak. Mereka berdua sama-sama tak dapat melakukan apapun untuk membantu Myungjin.
“Hahahaha~ Sakitkah sayang. Jadi sebenarnya siapa yang kau cintai?”
“Myungsoo namja lemah itu? Atau Howon? Namja yang bahkan tidak melihatmu sebagai dirimu sendiri?”
Myungjin mengerang hebat karena psikopat itu mengambil peluru dari kakinya. “Sepertinya aku harus membunuhmu sayang. Karena kau telah menolakku. Oh iya aku akan membunuhmu juga Myungsoo-ssi dan Howon-ssi jadi tunggu giliranmu ya”
DOOR~
Satu lagi tembakan yang bersarang di perut Myungjin membuatnya kehilangan banyak darah tapi ia tetap sadar.
“Oooppss~ Salah tembakナ Aku ulangi ya sayang..”
DDOORR~
Tapi tapa diduga salah satu namja disana berlari dan membuat dirinyalah yang tertembak. Dalam posisi itu jelas sekali kalau orang itu adalah Myungsoo.
Setelah melepaskan ikatan yang membelit Howon ia berlari ke arah Myungjin dan satu peluru bersarang diperutnya.
Howon tak tinggal diam dia mengambil balok kayu dan memukul psikopat itu hingga jatuh pingsan kemudian mengikat tangan dan kakinya. Hanya untuk berjaga-jaga jikalau dia sadar.

Howon POV
Aku duduk dan meletakkan kepala Myungjin di pahanya. “Myungjin-ah! Bertahanlah” Aku menangis dan air mataku membuat Myungjin kembali sadar. Myungsoo juga dengan susah payah mendekati Myungjin.
“Myungjin-ah.. Saranghae” Myungsoo dengan sisa-sisa tenaganya masih sempat mnegucapkan mantra sakti itu. Myungjin menangis dengan tersenyum. “Myungsoo Pabo kenapa kau menyelamatkanku?”
“Akuナ Aku mencintai kalian berduaナ” Myungjin menangis sesegukan.. “Aku tak bisa menemukan pilihanku”
“Tidak Myungjin-ah kau mencintai Myungsoo.. Kau hanya merasakan nyaman denganku kau tidak mencintaiku kau hanya menganggapku sebagai kakak yang perhatian denganmu”
“Aku hanya mencintai Jinmi.. Aku sadar karena psikopat itu. Aku tak mencintaimu.. Aku hanya mencintai Jinmi”
“Myungjin-ah.. Aku sudahナ tak.. tahan lagiナ”
” KIM MYUNGSOO~”

Author POV
Prosesi pemakaman di siang hari yang mendung itu terbilang lancar. “Sebenarnya aku tak menginginkan ini terjadi. Tapi mau bagaimana lagi?”
“Nam Woohyunナ Semoga kau tenang di alam sana bersama eommamu”
Myungjin hadir di acara prosesi pemakaman milik Nam Woohyun sang psikopat yang hampir saja merenggut nyawa Howon, Myungin dan Myungsoo itu. Woohyun meninggal karena bunuh diri. Ia bunuh diri setelah membunuh eommanya sendiri.
“Myungjin-ah maafkan appa” Myungjin tersenyum pada Choi Siwon dan memeluknya. “Appa.. Appa.. Aku selalu ingin mempunyai appa”
“Appa disini sayang.. Ayo kita pulang.. Appa tak sabar bertemu dengan eommamu. Kita buat dia sembuh kali ini”

Beberapa bulan kemudianナ.
Seorang namja dan yeoja tengah bergandengan tangan. Kejadian berbulan-bulan lalu telah mempersatukan mereka. Mereka adalah Kim Myungsoo dan Choi Myungjin.
“Myungjin-ah..”
“Ne? Myungsoo oppa?”
“Berhentilah menjadi pembunuh demi aku”
Myungjin berhenti berjalan membuat Myungsoo terkejut dan ikut menghentikan langkah kakinya.
“Apa itu artinya tidak.. Myungjin-ah?? Saranghae.. Saranghae.. Kau bahkan belum menjawab pernyataan cintaku. Akukan sudah bisa menerima durimu. Roseku”
Myungjin tersenyum. “Nado Saranghae oppa dan aku akan berhenti menjadi pembunuh bayaran demi kau” Myungjin mencubit pipi Myungsoo dan berlari.
“YA~ JANGAN LARI-LARI~ TUNGGU AKU”
END~
Yahhナ Enggak tahu kenapa muncul nama Woohyun yang jadi psikopat.. Hahahaha~ Habis aku lagi pengen liat Woohyun jadi orang jahat trus enggak berbakti sama orang tuanya #plak *Abaikan.. Yang penting Happy Ending ya kan? Sampai ketemu di ff selanjutnya.. Anonymous pamit

 

Leave a comment