secret room of an angel

NEW YEAR PRESENT

Cover-New-Year-Present

Tittle : New Year Present
Author : Sung Jae Mi a.k.a devilygusiltapitakutamadosa
Length : Vignette
Genre : Fluff(?), Romance, Friendship, AU, Family
Cast :
Park Kyungjin ~ OC’s
Do Kyungsoo/ D.O~ EXO K
Rating : PG 14
Ini ff fluff pertama author jadi mohon maaf kalau jelek plus alur kagak jelas.. Ide ff ini sebenrnya udah sejak malam tahun baru kemaren tapi gara” author lagi liburan trus enggak bawa laptop jadinya baru direalisasikan hari ini.. Ff ini tidak melewati proses edit jadi maaf kalau banyak typo ナ enjoy andナ

^^HAPPY READING^^
‘Sempurna bukan sesuatu yang tak mungkin’
****

Mungkin kita sering bertanya-tanya dan kita juga sering tak puas dengan hidup kita. Mungkin kita juga sering bertanya-tanya apakah ada hidup seseorang yang begitu sempurna dan apa kata sempurna ada dalam dunia ini? Apakah ada yang seperti itu?? Jawaban tepat untuk semua pertanyaan itu adalah tak mungkin. Hanya saja sebuah kebenaran membuktikan kalau kemungkinan ‘ada’ kehidupan yang seperti itu dan itu di alami oleh ..
‘Park Kyungjin’

Semua orang patut iri pada seorang gadis bernama ‘Park Kyungjin’. Kyungjin memiliki segalanyaナ wajah yang menawan, kemewahan, namjachingu yang tampan, teman-teman dan yang paling penting adalah ia memiliki sepasang orang tua yang begitu menyayanginya. Dunia patut iri pada sosok Kyungjin yang begitu beruntung itu.

Hari-harinya selalu dipenuhi dengan kebahagiaan, canda tawa, dan kehangatan bersama orang-orang disisinya yang begitu baik. Dewi keberuntungan memang bersamanya.

Semua orang begitu mencintai sosok ‘Park Kyungjin’

Setiap orang disekolahnya tak ada yang membencinya, mereka sangat senang jika Kyungjin dapat bermain dengan mereka. Bagi mereka, Kyungjin adalah peri kecil yang hadir membawa kebahagiaan untuk mereka.

Sempurnaナ

Beruntungナ

Cantik..

Menawanナ

Dimana ada Kyungjin di situ akan ada kebahagiaan. Disisinya tak pernah sepi dari sosok orang-orang yang dicintainya termasuk namjachingunya, Do Kyungsoo.

Kemanapun Kyungjin pergi Kyungsoo selalu menjaganya dengan tulus banyak yang mengatakan kalau mereka adalah pasangan yang serasi. Seakan tak pernah lepas, kaitan tangan Kyungsoo nampak begitu erat menggandeng Kyungjin. Kyungjin memang beruntung ia sempurna dan jauh dari kata kurang.

‘Mereka pasangan sempurna’

‘Aku iri pada Kyungjin’

Sepanjang koridor sekolahnya banyak kata-kata yang mengatakan kalau mereka iri dan mereka sangat ingin menjadi sosok Kyungjin yang sempurna itu.

***

Seperti biasa saat mentari mulai tenggelam, keluarga Kyungjin akan berkumpul di ruang keluarga mereka. Bercanda tertawa bersama membahas bagaimana mereka melewati hari ini. Di dekat perapian ruangan itu, Kyungjin selalu duduk. Dengan riang dan penuh semangat ia akan menceritakan berbagai kejadian yang ia alami di sekolahnya. Semua ia ceritakan bagaimana saat ia sedang bermain di ruang terlarang, bagaimana saat Kyungsoo masih mengejar-ngejarnya dulu bahkan sampai celana Chanyeol yang melorot akibat ulah Baekhyunpun Kyungjin ceritakan.
Orang tua Kyungjinpun juga sama mereka selalu punya beribu kisah di hari itu dan bersedia untuk menceritakannya pada putri tunggal yang begitu mereka sayangi. Siapa lagi kalau bukan, Park Kyungjin.
Di musim dingin pertama Seoul, Kyungjin bangun dari tempat tidurnya. Hari ini adalah hari pertama libur musim dingin dan ia menyukainya karena saat itu akan ada judul baru di buku diarynya.

‘One Day with My Lovely Kyungsoo’

Klakson mobil Kyungsoo menandakan kalau waktu bersiap-siapnya telah habis dan ia harus segera keluar dari rumah untuk menyambut Kyungsoo dengan pelukan hangat. Orang tua Kyungjin menyempatkan untuk keluar rumah memberikan pesan pada Kyungsoo tentang bagaimana ia harus memperlakukan Kyungjin. Sepertiナ.
“Jaga Kyungjin baik-baik”

“Jangan lakukan hal berbahaya”

“Jangan ngebut”

Dan yang terakhirナ

“Jangan pulang larut malam”

Okay~ pesan terakhir mungkin terdengar bodoh. Bagaimana tidak itu masih jam 9 pagi waktu Korea Selatan bagaimana bisa mereka pulang sampai larut malam. Tapi, kembali pada judul di diary Kyungjin. Hari itu akan menjadi ‘One Day with My Lovely Kyungsoo’ atau lebih tepatnya satu hari penuh. Orang tuanya memang sangat memahami Kyungjin lebih dari siapapun bahkan mereka mengingat setiap kebiasaan peri kecil mereka.

‘Amusement park’
Amusement park adalah tujuan mereka kali ini. Meski sudah berkali-kali pergi ke taman hiburan yang telah dibuka pada tahun 1989 itu, mereka tetap tak jengah untuk ke sana. Tempat itulah yang menjadi saksi dimana mereka memulai kisah percintaan mereka. Taman hiburan yang begitu bersejarah dalam hidup mereka.
Roller coaster membuat mereka berteriak histeris dan saling menautkan tangan mereka sangat erat. Viking membuat mereka berteriak senang, tak terlalu histeris tapi mereka cukup senang. Semua wahana di Amusement Park membuat mereka lelah dan memutuskan untuk membeli ice cream.
Awalnya mereka hanya menikmati ice cream itu dalam diam tapi tangan jahil Kyungsoo memulai perang ice cream mereka. Saling kejar dan mencolekkan ice cream ke wajah masing-masing.

Berlarian diantara orang-orang yang berkunjung di sana. Beruntung Kyungsoo dan Kyungjin memiliki tubuh yang terbilang kecil. Kyungjin kalah dari Kyungsoo ia mendapat banyak bekas ice cream di wajah cantiknya tapi senyuman bahagia terus menghiasi wajahnya .

“Bersihkan dulu wajahmu kau jelek”

Kyungjin mengambil tissue yang disodorkan oleh Kyungsoo.

“Gomawo tissuenya”
Setelah Kyungjin selesai membersihkan semua bekas colekan ice cream di wajahnya.

“Aku selalu bertanya-tanya bagaimana bisa aku jatuh pada pesonamu itu?”

BLLUUSSHH~

Kyungjin bersemu merah. Mereka tertawa bersama dan melanjutkan acara mereka dengan berfoto-foto ria di taman hiburan itu. Foto bersama apapun termasuk badut yang ada di sana.

“Baiklah ini foto terakhir”

“1”

“2”

“3”
KLIK~
Tertawa lepas dan saling merangkul satu sama lain adalah gaya yang mereka pakai di selca terakhir itu.

Perjalanan mereka tak berhenti sampai di sana. Mereka mengunjungi berbagai tempat termasuk Namsan Tower dan mengunci gembok cinta mereka disana. Akhir dari perjalanan hari itu adalah pergi ke Sungai Han. Meski ini musim dingin mereka tetap ingin ke sana, aneh.

“Aku sangat senang hari ini” Kyungjin memecah kesunyian diantara mereka saat itu. “Aku juga dan aku sangat mencintaimu kau harus tahu itu” Kyungsoo semakin memperkecil jarak duduk mereka dan mulai merangkul Kyungjin. Hagat, itulah hal yang pertama dipikirkan oleh Kyungjin.

“Aku tahu itu dan aku juga sangat mencintaimu” Kyungjin menatap mata Kyungsoo dalam. “Aku mohon kau jangan tinggalkan aku. Aku ingin seperti ini selamanya” Kyungsoo mengangguk. “Tentu saja. Aku tak akan pernah meninggalkanmu. Kau bisa pegang janjiku itu”

“Kajja kita pulang”

Mereka pulang dengan hati yang sama-sama hangat. Sehangat sinar lampu yang menerangi masing-masing mereka meskipun salju turun. Tanpa Kyungjin tahu ada sesuatu yang menunggunya di hari esok.

Hari-hari liburan berikutnya Kyungjin lalui bersama keluarga dan orang-orang terkasihnya. Dan kini tiba pada saat tak menyenangkan itu dimulai. Berawal pada tanggal 29 Desember, musim dingin itu terasa benar-benar dingin.

Kyungjin terbangun dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Ia bermimpi buruk sangat buruk. Ia bermimpi semua orang yang disayanginya itu meninggalkannya, hal yang begitu ia takutkan.

Pagi itu, Kyungjin bersiap untuk ke sekolah seperti biasa. Mandi, memakai bajunya dan turun ke lantai bawah untuk sarapan pagi bersama kedua orang tuanya.
Tak seperti biasanya Kyungjin merasa seperti teracuhkan seperti ini, hanya karena sebuah telepon. Tak ada pembicaraan dan canda pagi seperti biasanya. Kini yang ada di depannya hanya orang tuanya yang makan dengan terburu-buru dan ponsel yang tak pernah lepas dari salah satu tangan mereka. Pembicaraan-pembicaraan yang membuatnya sedikit bad mood.

Tak seperti biasanya orang tuanya pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun dan tanpa mencium kening Kyungjin. Aneh, batin Kyungjin. Ini seperti de javu baginya karena hal ini juga pernah dialaminya, dalam mimpi.

Di sekolah, teman-temannya seperti menjauhi Kyungjin tanpa alasan yang jelas mereka hanya menggeleng dan pergi. ‘Kami sibuk’ kata-kata itu berputar-putar di kepalanya. Apakah sesibuk itu hingga kalian tak ingin berbincang denganku?

Hari itu diperburuk dengan berita bahwa Kyungsoo telah mendapatkan yeojachingu baru. Di hubunginya berkali-kali ponsel Kyungsoo tapi tak pernah ia angkat. Kyungjin tak hilang arah ia mengirimkan lebih dari 100 pesan singkat ke ponsel Kyungsoo setidaknya jika ia tak membalas ia pasti membacanya.

‘Apa benar kau mempunyai yeojachingu baru?’

‘Kenapa? Kenapa kau pergi?’

‘Mana Janjimu? Apa kini itu tak berlaku lagi?’

‘Berikan aku alasan kenapa kau meninggalkanku seperti ini~ Tak bisakah kita bertemu?’

Berbagai kalimat itulah yang mengisi pesan-pesan itu. Kyungjin benar-benar frustasi karena tak satupun dari pesannya yang di jawab oleh Kungsoo. Ia masih berharap semua ini hanya mimpi dan Kyungsoo akan kembali padanya esok hari.

Di rumah, Kyungjin masih saja tak habis pikir apa yang terjadi pada hari ini. Ia masih bingung, ia kesal dan juga takut. Ia takut kalau semua kehidupan sempurna yang begitu ia syukuri itu berubah menjadi semengerikan yang ada dalam mimpinya.

Jam telah menunjukkan pukul 5 sore menandakan waktunya ia dan orang tuanya berkumpul di ruang keluarga. Melakukan rutinitas mereka yaitu mengobrol.

Sepi, gelap, tak ada perapian yang hangat. Kyungjin benar-benar kaget melihat apa yang dilihatnya. Tak ada ayah ataupun ibunya. Disana hanya sebuah ruangan gelap yang dingin. Kemudian ia bertanya-tanya pada dirinya lagi..

‘Kemana perginya appa dan eomma?’

‘Kenapa begitu sepi’

Sore hari itu begitu gelap dan dingin. Dengan berat hati Kyungjin menyalakan perapiannya dan duduk didekat perapian itu, hangat. Menangis, baru sehari saja rasanya sudah semenyakitkan itu apalagi selamanya? Kyungjin menangis dalam diam.

Hari berikutnyaナ

Kyungjin menyobek kalender dindingnya menandakan hari itu telah berakhir. Hari dimana semua orang aneh dan berubah dingin sedingin salju yang tengah turun.

“Mari kita mulai hari ini dengan senyum” Kyungjin menghembuskan nafasnya dan tersenyum di depan kaca meja riasnya.

Langkah kaki Kyungjin yang biasanya penuh semangat dan yakin kini berubah lemah dan takut-takut. Tak ada satu orangpun di koridor sekolah yang menyapanya, tak seperti biasanya. Jemarinya yang biasanya hangat tergenggam jemari Kyungsoo kini hanya mengayun bebas. Tak ada lagi Kyungsoo di sampingnya, kesepian.

Sampai bel sekolah usai, tak ada satupun teman Kyungjin yang mendekatinya. Kyungjin benar-benar bingung dan tak tahu apa yang harus dilakukannya sampai ia memberanikan diri untuk bertanya pada salah satu teman dekatnya.

“Kenapa kalian menjauhiku?”

“ナナ” tak ada jawaban

“Kalian boleh menjauhiku.. Tapi aku mohon, berikan satu saja alasan kenapa kalian menjauhiku?” Lagi-lagi temannya itu tak bergeming. Kyungjin menunduk ia memilih untuk pergi, ia tak ingin membuat temannya semakin marah.

“Aku hanya meminta sebuah alasan. Apakah itu permintaan yang mustahil?”

Rumah Kyungjin tak berubah semenjak kemarin, masih saja sepi. Orang tua Kyungjin nampak baru pulang dari kantor mereka. Dengan terburu-buru, Kyugjin langsung memeluk kedua orang tuanya itu.

“APPA~ EOMMA~”

Tak ada balasan pelukan dari orang tuanya. Orang tuanya hanya berdiri kaku menatap Kyungjin dengan tatapan datar, tak biasanya.

“Kami lelah Kyungjin-ah”

Hanya sebuah kata singkat, tapi bagi Kyungjin itu begitu menyakitkan. Ia merasa orang tuanya telah berubah total. Biasanya kalau mereka memang lelah mereka akan tetap tersenyum dan mengatakan.

“Appa dan eomma lelah sayang. Bisakah kita tunda? Appa janji akan menggantinya di lain hari”

Kyungjin kembali ke kamarnya. Getaran ponselnya membuat ia begitu senang dan berharap kalau Kyungsoo yang mengirimkan pesan itu tapi harapannya pupus ketika melihat bukan nama Kyungsoo yang tertera di sana melainkan sederet angka yang tak di kenalnya.

From: No name
Kadang kala hidup harus diubah bukan? Tak selamanya orang-orang yang kau sayangi akan terus menyayangimu dan tak selamanya mereka akan terus berada disisimu. Bukankah itu ketakutanmu? Besok aku akan datang menjemputmuナ.
To : Kyungjin

Tangan dan kaki Kyungjin bergetar hebat. Ia benar-benar takut kali ini tak ada seorangpun yang peduli padanya kini. Pada siapa ia harus mengadu?
Orang tuanya?

Kyungsoo?
Kyungjin menduga kalau ini semua ulah saingan bisnis ayahnya. Jauh sebelum ini Kyungjin sering mendapatkan peringatan dari ayahnya tentang saingan ayahnya yang bisa saja mengancam nyawanya. Dan ketakutan ayahnya itu terjadi di saat seperti ini. Kyungjin semakin bingung dan perasaannya dilanda gundah yang benar-benar hebat.

***

Di hari ke-3, Kyungjin mencoba menemui Kyungsoo di kelasnya saat itu ia tengah duduk bersama dengan gadis lain. Kyungjin memantapkan hatinya dan masuk ke kelas Kyungsoo.
“Kyungsoo-ナssi” panggilnya pelan.

Kyungsoo menengokkan kepalanya. “Kenapa kau ke sini?” Kyungsoo menunjukkan wajah takut, tanpa alasan yang jelas.

“Ehm~ Bisakah kita bicara sebentar?” Kyungsoo menatap teman-temannya.

“Bicara saja”

“Begini, kemarin aku mendapat teror lewat pesan singkat di ponselku. Bisakah..Bisakah kau menolongku?”

Kyungsoo berdiri dan menatap Kyungjin datar.

“Begini Kyungjin-ah kau tahu kalau aku sudah mempunyai yeojachingu baru danナ Aku takut mengecewakan hatinya jadi kau minta tolong saja pada namja lain” Kyungsoo menatap rendah Kyungjin.
Dengan hati yang cukup hancur ia meninggalka kelas Kyungsoo. Air matanya tak pernah berhenti menetes dari mata sipit miliknya.

“Kau takut mengecewakan hati yeoja itu tapi kenapa kau tak takut mengecewakan hatiku?” kata-kata Kyungjin lebih terdengar seperti cicitan karena volumenya yang terlalu kecil.

Kyungjin menggeleng kencang. “Tidak aku tidak boleh mnyerah sekarang. Kalau memang Kyungsoo tak mau menemuiku saat ada yeojachingunya. Aku harus bicara padanya saat tak ada yeojachingunya”

Setelah menunggu beberapa lama akhirnya yeojachingu Kyungsoopun pergi. “Maaf mengganggumu lagi Kyungsoo-ssi tapi, aku mohon bantu aku” Kyungjin berlutut di hadapan Kyungsoo.

Sekali lagi Kyungsoo masih saja menatap Kyungjin datar.

“Aku TIDAK MAU Park Kyungjin-ssi. Pergilah”

Kyungjin bangkit dan menatap Kyungsoo, matanya memerah air mata juga mulai turun dari matanya. Saat itu kenangan manis bersama Kyungsoo seakan terlintas dalam pikirannya.

“Kau boleh tidak membantuku hanya saja berikan aku satu alasan kenapa kau meninggalkanku” Kyungjin terlihat sangat rapuh saat itu ia benar-benar takut dan cemas pada dirinya sendiri.

“ナ..”

Tak ada jawaban.

“Pergilah aku tak mau melihatmu lagi”

Mendengar kata-kata itu Kyungjin berlari meninggalkan Kyungsoo dengan air mata yang masih turun dengan deras dari matanya. Beribu-ribu kali ia mencoba untuk menghentikan air mata itu tapi tak bisa. Air mata itu tak hanya mengandung rasa kecewa tetapi juga rasa takut.

Sampai di rumah ia mendapati pesan singkat dari orang tuanya di depan pintu kamarnya. Di sana tertulisナ

‘Kami pergi ke Jepang.’

Kyungjin semakin ketakutan karena itu berarti ia akan sendirian di rumahnya. Benar-benar sendiri dan kedinginan di musim dingin itu.

Siang sudah berganti dengan malam. Malam ini adalah malam akhir tahun dan esok hari adalah tahun baru sekaligus hari ulang tahun Kyungjin. Kyungjin lahir tepat pada tanggal 1 Januari.

Kyungjin meringkuk di tempat tidurnya, di balik selimutnya yang tebal. Pandangan matanya jauh menatap keluar jendela kamarnya yang sengaja dibiarkannya terbuka. Meski suhu udara di luar sana -30? tapi semangat orang-orang tak luntur untuk merayakan tahun baru.
Bersama keluargaナ

Bersama pacarナ

Bersama teman-temanナ

Tanpa terasa air mata sudah kembali turun membasahi pipi Kyungjin. Ia benar-benar tak mengira kalau di malam tahun baru dan menjelang ulang tahunnya ia benar-benar kehilangan segalanya. Kyungjin benar-benar tahu kalau dirinya sangat tak ingin melewatkan malam itu tanpaナ

Appa dan eommanyaナ

Kyungsoo, namjachingunya..

Danナ
Teman-temannya..

Tapi, mau bagaimana lagi mereka semua benar-benar tak ada disisinya saat ini. Itu merupakan sebuah kenyataan yang pahit yang harus di terimanya. Belum lagi, pikirannya tengah dilanda rasa takut karena teror itu.

“Sepertinya ini akan menjadi malam tahun baru yang paling dingin dan sepi”

Maybe I’m Missing youナ Ponsel Kyungjin berdering..
“.Y..yoboseyo?”

“AKU AKAN DATANG ~ HAHAHAHAHA~”
TIT~

Kyungjin mengakhiri panggilan itu ia bangkit dari tempat tidurnya dan mengunci pintu kamarnya rapat-rapat juga semua lampu di kamarnya ia hidupkan. Tapi tiba-tibaナ
LAP~ Listrik dalam rumahnya padamナ

Kyungjin mencengkram gulingnya dengan sangat erat keringat dingin membasahi pelipisnya. Sedangkan di luar sana bel terdengar berbunyi berkali-kali pertanda kalau orang itu mungkin saj asudah tiba.
TAP~

TAP~

TAP~

Langkah kaki samar terdengar semakin mendekat dan pada akhirnya suara dobrakan keras membahana di kediaman Park tepatnya di kamar Kungjin.

Seseorang yang memakai topi ninja masuk dengan membawa sebuah pistol. Kyungjin benar-benar takut ia berteriak sekuat tenaganya.

“AAAAAAA~ JANGAN MENDEKAT~ JANGAN MENDEKAT”

Tapi terlambat orang itu semakin mendekat. Ia membekap mulut Kyungjin dengan sapu tangan dan mengikat kedua tangan Kyungjin.

Orang yang tak dikenal itu juga membawa Kyungjin pergi dari rumahnya dengan mobil. Di sepanjang perjalanan yang Kyungjin sama sekali tak mengetahui tujuannya itu, Kyungjin terus menangis dalam hatinya ia hanya berharap ada seseorang yang menyelamatkannya seperti dalam film-film action yang sering ditontonnya bersama Kyungsoo.

Bicara soal Kyungsoo hal itu semakin membuat air mata itu mengalir deras.

CCKKIIITT~

Mobil orang itu berhenti di sebuah gudang yang nampak tua, dingin, dan menakutkan. Orang tak diketahui itu mendorong tubuh kecil Kyungjin masuk. Setelah itu ia mengikat erat Kyungjin di sebuah kursi

Kyungjin sempat melirik ke arah jam tangan yang di kenakan orang itu. Pukul 11.55 malam. Itu tandanya sebentar lagi tahun akan berganti dan umurnya juga bertambah 1.

“Aku akan menarik pelatuk pistol ini tepat pukul 12.00 malam. Park Kyungjin”

5 menit kemudianナ

TENG~

TENG~

TENG~

Kyungjin memjamkan matanya dalam hatinya ia berharap, keinginan terakhir di hari terakhir ulang tahunnya.

‘Aku berharap semua orang tersayangku kembali padaku’

DOR~

Pelatuk telah ditarik tapi , Kyungjin tidak merasakan sakit. Mungkin orang itu hanya main-main dulu sebelum ia benar-benar membunuhnya.

Tapi tiba-tiba, orang yang tadi membawa Kyungjin membuka plester dan semua tali yang melekat di kaki dan tangan Kyungjin. Kemudian, orang itu mendekatkan wajahnya ke wajah Kyungjin dan menggulung topinya sebatas mulut.

“Saengil Chukkahamnida” bisiknya orang itu pelan sebelum ia benar-benar melepaskan seluruh topinya.

“DO KYUNGSOO?” teriak Kyungjin kaget.

“SURPRISE~ ”

Lampu gudang itu menyala di sana berdiri semuanya.. Semuanya yang Kyungjin sayangi. Ayahnya, Ibunya, teman-temannya. Mereka semua memakai topi kerucut, topi ulang tahun.

“Saengil Chukkahamnida~ Saengil Chukahamnida Sarangseneun Uri Kyungjin~ Saengil Chukkahamnida”

Semuanya memeluk Kyungjin. Kyungjin menangis tapi kali ini tangisan penuh kebahagiaan. Kyungjin menangis tapi juga tertawa.
“Kalian jahat~ Kenapa kalian lakukan ini?” rengeknya seperti bayi.

“Hahahahaha~ Ini kejutan untukmu sayang dan itu hadiah untukmu” Appanya menunjuk ke arah gundukan hadiah di sudut gudang.

“Huuuuaahhhh~ Khamsahamnida~”

“Sudahlah jangan menangis lagi ayo kita tiup lilin dan mulai pesta ini” Eomma Kyungjin mengusap air mata di pipi Kyungjin dan tersenyum.

“Tapi saat Kyungsoo menembak tadi aku sudah mengucapkan harapan dan itu sudah terkabul” ujar Kyungjin polos.

“Baiklah kali ini anggap permintaan tahun barumu” Appa Kyungjin memberikan saran.

“1”

“2”

“3”
Fiiiuuhhhhh~ *Anggep aja ini suara orang tiup lilin
DOR~

Konventri dilepaskan ke udara~

Musik mulai di putar semuanya bergoyang saat itu..

Kyungjin berjalan mencari Kyungsoo. Dan ia menemukannyaナ

“Maafkan aku soal yang disekolah” Kyungsoo memasang wajah memelas pada Kyungjin.

“Kau tau aku benar-benar sedih saat itu”

“Maafkan aku chagiya tapi kau boleh berbahagia hari ini ^^”

“Baiklah~ ^^ Tapi siapa yang punya ide seperti ini??”

Kungsoo tertawa renyah..

“Aku..”

“MWO~ YA~ DO KYUNGSOO~ AKU TAK AKAN MEMAAFKANMU” Kyungsoo lari dan Kyungjin mengejarnya.

Begitulah akhir dari kisah ini, akhir yang bahagia bukan?? Haha~ Kyungjin mendapatkan kembali kehidupan sempurnanya.

FIN~
Gimana?? Jelek?? Alur kecepetan? Banyak typo?? Commentnya di tunggu okay?? Makasih udah mau READ.. buat SILENT READERS semoga cepet tobat yah?? *eh? Akhir kata author ucapkan HAPPY NEW YEAR~ *teriak pake toa ^^

 

4 responses

  1. keren thor…!keep writing ya…

    February 14, 2015 at 5:23 am

  2. fangirl

    duh kan kasian Kyungjin nya 😀
    tapi aku suka.. keep writing ya:)

    May 25, 2015 at 6:23 am

Leave a comment