secret room of an angel

ROSE Part 1

Rose

ROSE PART 1
Tittle : Rose Part 1
Author : Anonymous a.k.a Sung Jaemi a.k.a Rita
Length : Twoshoot
Genre : Action, Romance, Friendship, AU, Family,
Main Cast :
Choi Myungjin => OC’s
Kim Myungsoo => Infinite
Lee Howon a.k.a Hoya => Infinite
Rating : PG 17
Terinspirasi dari lagunya Lee Hayi Rose. Gara-gara sering dengerin jadi ngebet buat ff action.TAPI YAK~ FF ini gila.. Gila banget kenapa? Kenapa aku bisa buat ff ginian coba? Aiiisshh~ #nangis dipojokan. Mungkin nih ff action plus romancenya gagal hahahaha.. Tapi dari pada disimpen sendiri mending sharing aja.. RCL okayナ

–HAPPY READING–
My love is like a red rose
It may be beautiful now
But my sharp thorns will hurt you
My love is like a red rose
Yes, I may be fragrant
But the closer you get, the more I’ll hurt you

Author POV
Hujan masih setia turun di kota Seoul. Saat itu seorang gadis sedang sibuk memandangi halaman rumahnya yang diguyur hujan. Termangu dibalik jendela kamarnya dengan senyum yang terlukis di bibir tipisnya. Menampakkan sepasang lesung pipi yang sedap dipandang mata.
Tak lama kemudian hujan berhenti menyisakkan genangan-genangan kecil di halamannya yang dipenuhi dengan bunga mawar. Mawar yang berwarna-warni dan semerbaknya memanjakkan indra penciuman orang disekitarnya.
Gadis itu keluar dari kamarnya dan menuju ruangan yang serba putih. Disudut ruangan duduk seorang wanita paruh baya dengan tatapan kosongnya. “Eomma~ Myungjin pergi dulu. Eomma baik-baik disini ya” Tak ada tanggapan dari wanita itu membuat sang gadis tersenyum miris dan segera meninggalkan tempat itu.
Setelah menutup pintu kamar itu, lenguhan panjang terdengar jelas darinya. Jemari lentiknya mengunci pintu kamar itu dan melangkahkan kakinya pergi dari rumah itu dengan terburu-buru.

Myungjin POV
Semenjak eomma memutuskan untuk kembali tinggal di Korea. Hidupku benar-benar hancur. Jika aku tahu akan begini akhir dari drama hidupku aku akan memilih tetap tinggal di Inggris.
Disini aku hidup dari darah orang lain. Karena aku seorang pembunuh bayaran. Mau bagaimana lagi jika aku bekerja dengan pekerjaan normal aku tak akan bisa mencukupi kebutuhanku.
Menjadi seorang pembunuh bayaran profesional sepertiku merupakan pilihan. Orang-orang sekarang banyak membutuhkan jasa orang sepertiku. Mereka yang haus akan kekuasaan ataupun hatinya diselimuti oleh kegelapan dendam. Tapi yang jelas aku bisa hidup karena keberadaan mereka.
Hari ini aku ada pekerjaan. Targetku hari ini ada dua orang seorang model terkenal bernama Im Yoona dan juga seorang Inspektur polisi bernama Yang Seungho.
Dan aku kini tengah dalam perjalanan menuju tempat pemotretan model itu. Cukup jauh sehingga membuatku harus berangkat pagi-pagi sekali.
Setelah memakan perjalanan yang lama dan jauh akhirnya aku sampai di tempat yang kutuju. Ternyata lokasinya berada di pegunungan yang cukup terjal dan curam. Cukup mudah untuk membuat alibi di tempat seperti ini. Lagipula dulu aku sering kesini jadi aku hafal tempat-tempat disini.
Aku memilih untuk berjalan kaki. Kusandang tas besarku yang berisi alat-alat untuk membunuhku. Dan setelah berjalan kira-kira 1 kilometer aku melihat tenda pemotretan Im Yoona.
Aku memilih jalur hutan dan menunggu kesempatan yang tepat untuk membunuhnya dengan mempersiapkan beberapa alat untuk menipunya. Kupancing ia untuk mendekat ke arahku dengan cara melemparkan sebuah batu kekepalanya.
Benar saja gadis bertubuh semampai itu langsung bangkit dari kursinya dan berjalan ke arahku. Sesegera mungkin kusembunyikan diriku diantara pepohonan hutan.
“Siapa itu?” teriaknya kesal bisa terdengar dari nada bicaranya. Dengan bodohnya ia semakin masuk ke dalam hutan dan saat sudah cukup jauh aku keluar dari tempat persembunyianku.
“Sナsiapa kau??” tanyanya ketakutan karena ditanganku sudah ada sebuah pistol dan kutodongkan ke arahnya juga sebuah pedang yang kusandang. Aku tersenyum sinis ke arahnya. “Kau tak perlu menambah kenalan disaat kau akan mati Im Yoona-ssi” kalimatku terdengar dingin.
Model itu paham dengan kata-kataku kemudian ia lari ke dalam hutan hingga ia tak mempunyai jalan keluar karena ia bertemu dengan jurang yang curam. Jurang yang memang sudah kuketahui keberadaannya.
“Apa salahku? Kenapa kau ingin membunuhku” ia menangis tersedu-sedu dengan kaki yang melangkah mundur sedikit demi sedikit. “Aku tak tahu. Yang jelas aku datang untuk membunuhmu” kumasukkan pistolku dan mengeluarkan pedang dari tempurungnya yang kusandang dipunggungku.
“Seharusnya kau merasa senang bisa mati di tempat seindah ini” tuturku sebelum kutusukkan pedangku ke tanah rapuh di depanku sehingga tanah disekitarnya bergetar dan akhirnya runtuh bersama dengan Im Yoona. Sempat kuperiksa dan gadis cantik itu memang telah mati terkubur bebatuan gunung ini. Kuhapus pula jejak-jejakku dan segera meninggalkan tempat itu.

Myungsoo POV
Aku sudah memiliki semua materi yang kubutuhkan. Sebagai seorang aktor sekaligus penyanyi solo, setiap hari pundi-pundi uangku di bank selalu bertambah.
Saat ini karirku sedang bagus tapi kelakuanku semakin hari semakin memburuk. Selama aku bekerja menjadi pekerja seni atau artis, sudah empat kali aku berganti manager. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan soal kelakuanku yang buruk.
“Myungsoo-ya hyung masih kuat mendampingimu” Aku melontarkan tatapan tajamku ke arah managerku. “Kau tahu kau menyedihkan. Aku lelah~ Keluar dari tendaku hyung~ Aku ingin istirahat tanpa gangguan” manager hyung keluar dari tendaku dan aku tersenyum puas.
Pikiranku melayang pada kejadian lima bulan yang lalu. Saat itu aku bertemu dengan seorang gadis disini. Gadis itu berbeda ia selalu terlihat ceria. Tiap melihat senyumnya aku selalu ingin tersenyum. Saat itu aku sadar kalau aku mencintainya.
Aku keluar dari tendaku. Aku ingin menemuinya sekarang. “Myung kau mau kemana? Syuting akan dimulai 30 menit lagi” Aku memalingkan wajahku ke arah suara tadi yang aku yakin kalau itu adalah suara manager hyung.
“Bukan urusanmu. Aku akan segera kembali” tanpa mendengarkan lagi teriakkan manager hyung aku terus melangkahkan kakiku untuk mencari gadis itu. Semenjak pertemuan itu kami sering bertemu. Tapi aku tak pernah melihatnya lagi belakangan ini.
“Myungsoo-ssi kau nampak sedang mencari sesuatu” salah seorang staff yang lewat menanyaiku. “Aku sedang mencari Myungjin. Apa kau tau dia kemana?” Staff itu nampak menunduk lesu. “Myungjin sudah keluar dari sini”
Mataku terbelalak kaget. Apa dia bilang? Keluar? “Kenapa? Kenapa dia keluar?” tanyaku dengan penuh emosi. “Saya juga tidak tahu”
“Baiklah. Apakah aku boleh minta alamat rumahnya?” Staff itu menggeleng. “Maaf dia gadis yang misterius jadi aku tak tahu alamatnya” Aku membuang muka kesal dan berjalan meninggalkan staf itu tanpa mengucapkan terima kasih.
Aku jadi ingat bagaimana aku dan Myungjin bertemuナ
Flashback On
“AWAS~” Tabrakan antara sebuah gantungan baju dan diriku tak terhindarkan. Sudah jatuh aku masih saja tertimbun oleh baju-baju sialan ini. Dan semua baju-baju ini membuatku susah bernafas.
Berani sekali orang yang menabrakku tadi apa dia tak tahu kalau aku ini Kim Myungsoo? Batinku. Kusingkirkan baju-baju yang ada diwajahku tapi aku merasakan tangan seseorang. Tangan ini begitu lembut dan memiliki jari-jari yang lentik.
Setelah berhasil menyingkirkan semua baju-baju itu dari tubuh dan wajahku aku melihat pemilik tanganku. “Jweisonghamnida~” Dia membantuku berdiri dan membungkuk berkali-kal tanda permohonan maafnya.
“Maafkan saya~ Saya mohon maaf~ Anda boleh memukul sayaa jika anda marah pada saya~” rentetan permintaan maafnya membuatku sadar dari lamunanku tentang dirinya. “Gwechanayo. Perkenalkan namaku Kim Myungsoo kau?”
Dia memiringkan kepalanya dan mengerenyit imut sekali. “Ne? .. Ah maksud saya.. Jeoneun Choi Myungjinimnida”
Flashback Off
Ah~Mengingat dia membuat wajahku merah merona. Aiiisshhh~ Aku benar-benar menyukainya.

Myungjin POV
Pekerjaanku hari ini beres uang ratusan juta won pun sudah kukantongi. Kini giliranku untuk bersantai menikmati suasana siang hariku di sebuah restaurant mewah.
Namun..seorang namja tiba-tiba saja menghampiriku. Tanpa menungu izinku ia langsung duduk tepat diseberangku. Posisi kami yang satu meja membuatku merasa tak nyaman. “Bolehkan aku duduk disini bersamamu?” tanyanya dengan tatapan mata yang seakan memaksaku untuk memperbolehkannya duduk.
“Kau memang belum mengenalku tapi aku mengenalmu nona Choi Myungjin?” Aku kaget kenapa dia bisa mengenalku? Bahkan lengkap dengan marga appaku. “Siapa kau?” tanyaku dengan tatapan tajam menyelidik.
Namja itu terkikik. “Apa aku perlu menyebutkan namaku? Apa kau benar-benar ingin mengetahui namaku?” Namja itu mendekatkan wajahnya ke wajahku. Namun aku segera menjauhkan wajahku.
“Aku menyukaimu Choi Myungjin-ssi dan kau harus menjadi yeojaku” Baiklah namja ini aneh. Aku bangkit dari tempat dudukku dan berjalan keluar restaurant ini dengan cepat.
Bisa kulihat namja itu masih mengikutiku dengan seringai miliknya. Kupancing ia menuju salah satu gang di antara pertokoan yang gelap. “Apa maumu?” tanyaku padanya dengan suara lantang. “Aku menginginkanmu” Dengan cepat kugerakkan kakiku ke perutnya-menendangnya.
Ia terlempar jauh. Mulutnya juga memuntahkan darah. Masih belum menyerah dia bangkit dan mendekatiku. Kulontarkan tinju dan tendangan padanya tanpa ampun. “Kau memang cantik Myungjin-ah Uhhuukk~ Dan aku mencintaimu. Bahkan saat kau memukuliku seperti ini” itu adalah kata terakhir yang kudengar sebelum ia jatuh pingsan.
Sebenarnya aku bisa saja membunuhnya. Hanya saja dia orang tak penting. Tak ada untungnya aku membunuhnya.

Di rumah Myungjin..
“Myungjin-ah kasusmu hari ini sepertinya berjalan lancar?” tanya bibi Jung yang selama ini merawatku. Ia juga yang mengajariku jurus-jurus membunuh. “Aku tadi mendengar berita kalau Im Yoona dan Yang Seungho tewas lewat televisi. Bukankah mereka targetmu hari ini?”
“Ye Imo.. Jadi apa aku meninggalkan jejak disana?” Jung Imo menggeleng. “Kau bersih. Sekarang istirahatlah. Esok kau tak usah bekerja lagi” Aku mengangguk dan masuk ke dalam kamarku.

Howon POV
Musim-musim telah berganti, hari-hari juga telah berganti tapi bayangan kenanganku dengan Jinmi tak kunjung sirna. Aku masih saja terjebak dalam waktu yang sama. Waktu dimana Jinmi masih ada disisiku. Bagiku tak ada hari esok yang ada hanya kemarin.
Bagiku waktu yang telah berlalu bukan berarti telah kulalui dan bernafas bukan berarti aku hidup. Tanpa sosok Choi Jinmi disisiku aku nampak hidup tapi tak hidup. Jangan katakan matahari akan terbit lagi besok karena pagi itu akan menjadi pagi tergelap bahkan lebih gelap dari malam saat aku bersama dengan Jinmi.
Kau terbunuh didepan mataku dan aku yang pengecut hanya dapat terpaku ditempat persembunyianku tanpa bisa melakukan apapun untuk menolongmu. Kudengar semua teriakkan kesakitanmu tapi mulutku tertutup rapat tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun.
Seorang namja jahat yang telah membunuh Choi Jinmi didepan mataku. Aku berjanji akan melakukan pesan kematianmu.
Kini yang kulakukan hanya berdiam dibalkon sebuah hotel. Aku sedang berlibur setelah bekerja gila-gilaan. Pantai Bora Bora adalah tujuanku kali ini. Nyanyian merdu ombak disini kuharap bisa menggantikan melodi-melodi yang Jinmi mainkan dengan biolanya untuk sesaat.

Myungsoo POV
Hari ini aku sedang libur aku memutuskan untuk ke taman kota. Duduk diantara pepohonan yang rindang. Aku duduk dengan mata yang sengaja kupejamkan. Berusaha untuk menikmati tiap semilir angin yang menerpa rambutku.
Senandung halus membuatku membuka kelopak mataku kembali. Kudekati sumber suara itu dan menemukan yeoja yang selama ini aku cari-cari. Kupandangi ia dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Benar-benar cantik batinku.
Masih kuingat dengan jelas rambut cokelat sepinggangnya, matanya yang tak sesipit mata orang-orang Korea pada umumnya, tubuhnya yang ramping bak model juga lesung pipinya. Semua itu hanya sebagian kecil yang membuatku jatuh pada pesonanya.
Seperti tersadar sedang kuperhatikan ia memalingkan kepalanya ke arahku. Selang beberapa detik ia kemudian sadar kalau ini adalah aku. Kim Myungsoo. Ia tersenyum dan berjalan menghampiriku.
“Myungsoo-ssi.. Sedang apa kau disini? Apa hari ini tidak ada syuting?” tanyanya ramah. “Aku libur hari ini. Kau sendiri apa yang kau lakukan disini?” lagi-lagi yeoja ini tersenyum padaku. Membuat jantungku berdegup kencang.
“Tak enak mengobrol sambil berdiri lebih baik kita duduk dulu” Ia mendahuluiku untuk duduk di kursi taman. “Jadi .. Apa yang kau lakukan disini?”
“Memberi makan Miko adalah rutinitas harianku” Baiklah siapa itu Miko? “Miko?” Myungjin memandang ke arah kandang burung yang memang ada di taman ini. “Miko adalah burung parkit yang tinggal disana” telunjukkan menunjuk ke arah kandang burung yang tadi dipandanginya.
Kami mengobrol cukup lama hingga kami memutuskan untuk pergi ke caf← pinggir kota dan berjalan-jalan keliling Seoul.

Myungjin POV
Aku dan Myungsoo berjalan-jalan keliling kota Seoul. Hanya kami berdua. Dan aku menyukai moment-moment hari ini. Moment dimana aku bersamanya.
Aku sering mendengar rumor aneh mengenai dirinya. Tentang dirinya yang selalu bersikap kasar. Tapi selama enam bulan lebih aku mengenalnya aku belum pernah diperlakukan kasar olehnya. Lagipula kemampuan bela diriku tak diragukan lagi kalau hanya untuk membantai namja sepertinya.
Di Tepi Sungai Hanナ
“Airnya berkilauan karena cahaya bulan. Indahnya” Myungsoo merapatkan dirinya ke arahku. “Kau benar~ Indah” Timpalku yang berhasil membuat Myungsoo tersenyum.
“Tapi mereka tak seindah dan sebaik makhluk disampingku ini. Biar bagaimanapun air bisa mnjadi jahat karena air dapat menghanyutkanku tak sepertimu yang baik hati” Aku tertawa hambar karena ucapan itu sungguh menusuk hatiku.
Dia namja yang baik. Bahkan terlalu baik hanya saja kenapa dia memilihku? Kenapa?
“Kenapa kau diam Myungjin-ah~ Apa aku salah bicara?”
Aku menggeleng cepat. “Tidak..Hanya saja.. Hanya sajaナ Aku ingin membuat pengakuan padamu” Aku memposisikan tubuhku agar berhadapan dengannya. Kutatap matanya dalam dan aku akan mengatakan kalau aku ini seorang pembunuh bayaran.
“Aku.. Aku.. seorangナ” Matanya membesar tanda ia ingin tahu kelanjutan dari kalimatku. “Ayolah~ Jangan buat seorang Kim Myungsoo menunggu”
“Aku seorang wanita” Aiisshhh~ PABO~ Kenapa malah kalimat itu yang keluar. “HAHAHAHAHHA~” tawanya yang keras sekali memecah keanehan disini. “Kau lucu~ Wajahmu serius aku kira kau akan mengatakan hal yang menakutkan tapi ternyata malah bercandaナ HAHAHAHAHA”
“Mian hahahaha~ Antar aku pulang ini sudah malam” Aku bangkit dari dudukku.

“Jadi.. Ini rumahmu?” Aku mengangguk. “Khamsahamnida sudah mau mengantarku sampai ke rumah. Aku masuk dulu ya. Terima kasih untuk hari ini” Ia turun dari mobil dan membukakan pintu untukku. Pandangan kami sempat bertemu. Entah kenapa jantungku berdegup dengan kencang bahkan setelah kepergiannya. Aneh.
Sebenarnya hidupku penuh kepalsuan. Aku harus tersenyum,terlihat ceria juga polos untuk menutup kedokku sebagai seorang pembunuh.
“Aku pulang” teriakku ke dalam rumah namun tak ada jawaban. Tunggu dulu kenapa barang-barang disini berantakan? Aku berlari dan menemukan Jung Imo tergeletak bersimbah darah.
“Imo~ Imo~ Bangun” Tangan Imo bergerak menyentuh pipiku. “Myungjin-ah.. Eomamu baik-baik saja.. Uuhhhuukk.. Jangan lapor polisi berbahaya untukmu.. Uhhuukk~” Imo berbicara dengan sangat pelan terdengar seperti sebuah bisikan.
“Imo bertahanlah.. Siapa yang melakukan semua ini?” Aku menyandarkan kepala Jung Imo pada pahaku. “Kakak Tirimu” Tangan Imo yang tadinya masih bergerak tergeletak lemas. Deru nafasnya juga tak lagi terdengar.
Jung Imo sudah kuanggap sebagai Eomma kedua bagiku. Sejak eomma terganggu jiwanya Jung Imolah yang merawatku dengan penuh kasih sayang. Air mataku mengalir dengan deras. Aku sayang Jung Imo dan mulai hari ini tak ada lagi orang yang merawatku.

Author POV
Seorang namja sedang tertawa misterius dari dalam mobilnya. “Hahahhaha~ Myungjin-ahナ Myungjin-ahナ Kenapa kau menolakku? Aku begitu menyayangimu bahkan aku membantu appamu untuk mengurus perusahaannya”
“Aku mencintaimu Myungjin-ah sayang eommaku mencintai appamu. Semoga dengan ini kau akan mencariku” Namja itu memandangi rumah Myungjin untuk sesaat sebelum ia melesat pergi dengan mobilnya.

Howon POV
Kunikmati acara jalan-jalanku sore ini. Setelah kepulanganku dari acara berlibur beberapa hari yang lalu hidupku kembali dipusingkan oleh dua hal yaitu Jinmi dan kantor.
Aku sengaja tak mengendarai mobilku untuk semua ini. Lambatnya langkah yang kuambil membantuku bisa menikmati angin yang menerpaku, deru mobil di jalanan dan masih banyak lagi.
Namun jauh dari semua itu aku merasa ada yang mengintaiku. Kupalingkan kepalaku untuk beberapa kali namun nihil aku hanya melihat hilir mudik orang yang bahkan tak memandang ke arahku.
BBRRUUKK~
Baru saja aku berpaling ada seseorang yang menabrakku dari belakang. Untuk kedua kalinya aku membalikkan badanku. Ternyata yang menabrakku seorang yeoja. Dan sekarang yeoja itu terduduk di trotoar tanpa mencoba bangkit.
Rambut cokelat panjang miliknya yang terjuntai tak teratur ke depan membuatku tak dapat melihat parasnya. Kuulurkan tanganku diacuhkan begitu saja olehnya.
Semua orang memandangiku. Ini semua pasti karena yeoja ini. Tak tahan melihat yeoja ini terus saja terduduk kemudian aku berjongkok didepannya. Ternyata tingkahku berhasil membuatnya mendongak.
Tapi begitu melihat wajahnyaナ..
Anggota tubuhku mati guna. Pikiranku melayang mengingat wajah Jinmi yang masih dapat kuingat dengan jelas. Wajahnya yeoja ini mirip dengan Jinmi.
Air mataku menetes seketika. Kupeluk tubuh yeoja ini. Sempat kusadari kalau mata yeoja ini sembab bahkan berlingkaran hitam. Aku terus mempererat pelukanku.

Myungjin POV
Namja ini.. Namja ini kenapa memelukku? Sederet pertanyaan itu berputar-putar dikepalaku dan aku tak bisa menemukan satu jawaban yang cocok untuknya.
Dalam rasa sedih dan dingin yang menyelimutiku namja ini datang membawa sejuta kehangatan dan kenyamanan yang dia salurkan melalui pelukannya. Bisa kurasakan tetes demi tetes air mata miliknya di pundakku.
Perlahan ia membantuku untuk berdiri dengan tangan-tangan kekar miliknya. Ia melepas pelukannya dan menatap wajahku dengan intens tanpa aku tahu maksud dibalik tatapan matanya.
“Jweisonghamnida” namja ini membungkuk tiba-tiba. “Tak apa dan terima kasih atas pelukannya” Kusuguhkan senyum lemahku padanya dan dengan gontai berjalan pergi.
“HEY~ TUNGGU” teriak namja itu lagi. Dalam hitungan detik ia sudah ada disampingku. “Bisakah aku ikut denganmu” Kerutan didahiku membuatnya kikuk dan mengusap tengkuknya.
“Terserah saja” Tak main-main namja itu benar-benar mengikutiku sampai ke taman. Aku bermain-main dengan Miko dan namja itu terus memandangiku dari salah satu bangku taman.
Usai bermain dengan Miko aku duduk disamping namja itu. “Sudah berjam-jam kita disini dan aku belum mengetahui namamu” ujar namja itu dengan posisi duduk yang sedikit diubah.
“Jeoneun Choi Myungjin imnida. Bangaseumnida” Namja itu tersenyum.
“Naneun Lee Howon imnida..”
Awan hitam sudah berarakan di langit Seoul. Mentari yang awalnya bersinar dengan cerah terdesak dan akhirnya tertutup oleh awan-awan itu pertanda hujan akan segera turun. “Hujan akan turun. Lebih baik aku pulang sekarang. Sampai Jumpa Howon-ssi” Namja yang mengaku namanya Howon itu melambai padaku yang beranjak pergi.

Myungsoo POV
Aku pergi ke taman untuk menemui Myungjin namun sampai disana aku malah disuguhi oleh pemandangan yang membuat jantungku berdebar kencang, tanganku bergetar karena marah dan otakku kehilangan akal untuk berpikir.
Myungjin bersama namja lain dan aku rasa namja itu adalah Lee Howon pengusaha muda yang terkenal itu.
Aku baru pertama kali jatuh cinta dan aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Myungjin. Aku menyukai semua yang ada dalam dirinya.
Pertanyaannya adalah ナ
APA IYA SEORANG MYUNGSOO HARUS MUNDUR?

Author POV
Disebuah ruangan dengan cahaya yang temaram. Seorang namja tengah berdiam diri memandangi lembaran foto yang tertempel pada ruangan itu. Berlembar-lembar foto tertempel menghiasi tiap inchi dinding yang ada runagan itu.
Bukan apa-apa.. Hanya saja ada yang bilang kalau cinta itu teman dekat dari obsesi dan sepertinya itu semua terjadi pada namja yang terdiam disana. Perasaan menginginkan yang berlebihan memenuhi ruang-ruang dalam hatinya. Hatinya yang memang sudah kelam menjadi semakin kelam saat perasaan obsesi berlebihan itu ada didalamnya.
Seringaian mengerikan miliknya terus saja ia tunjukkan. Iblis-iblis disekitarnya menari kegirangan karena tiap kalimat bahkan tiap huruf yang mereka bisikkan pada pemuda itu berhasil membunuh sel-sel kebaikan miliknya.
“Tak ada orang lain yang bisa mendapatkanmu selain aku Myungjin”

Myungjin POV
Sepi.. Rumah ini sepi. Perasaan kehilangan itu masih ada dan akan selalu ada dalam hati ini. Memang satu beban ekonomiku sudah hilang. Tapi aku tak keberatan kalau aku harus menjadi seorang pembunuh bayaran selamanya jika semua itu untuk eommaku dan Jung Imo. Orang yang sudah berjasa pada hidupku.
Sejak setahun lalu Jung Imo divonis menderita kanker paru-paru. Obat untuk Jung Imo sangat mahal. Belum lagi keadaan eommaku yang sering mengamuk. Setiap hari setidaknya eomma menghabiskan beberapa suntikan obat penenang.
Itu semua adalah alasan kenapa aku memilih melakukan ini semua. Jika aku hanya bekerja sebagai penata busana artis maka gajiku tak akan cukup untuk membiayai semua kebutuhanku.
Kurebahkan tubuhku dan mengingat kejadian yang aku alami tadi. Tiba-tiba saja wajah namja yang ada di taman tadi menyeruak dan membuatku merasakan kenyamanan itu lagi.
Hanya saja kejadian tadi masih menyisakan tanda tanya yang sangat besar. Pertanyaan itu terus berputar-putar dalam otakku saat ini. Dan mungkinkah pertanyaan itu akan bisa terjawab? Akankah aku bertemu lagi dengan namja bermarga Lee itu? Hanya waktu dan takdir yang bisa menjawabnya.

Myungsoo POV
Walaupun kegiatan syutingku menggila belakangan ini. Aku selalu menyempatkan diriku ke taman tempat Myungjin biasa memberi makan Miko. Dan kali ini juga namun sepertinya kedatanganku terlambat karena namja itu sudah datang.
Mau bagaimana lagi semenak namja itu ada kami harus berbagi waktu dan tempat di taman ini untuk bersama Myungjin. Dan aku tak menyukainya.
Kulangkahkan kakiku mantap mendekati mereka berdua. “Myungjin-ah” Myungjin tersenyum ke arahku dan langsung berdiri. Sepertinya ini sambutan positif. “Myungsoo-ssi kau disini? Aku baru saja akan pergi aku mulai bekerja hari ini. Tabunganku menipis” Ternyata dia bukan menyambutku melainkan memang ingin beranjak dari sini. Awal yang buruk batinku.
“Ah.. Memang kau bekerja apa? Dan.. dimana? Biar kuantar” Dia menggeleng dan tersenyum misterius. “YA~ KUANTAR” teriakku dan menyusulnya. “Tidak terima kasih Myungsoo-ssi. Kau akan sakit jantung jika ikut denganku. Hahaha~ Nan Kanda Ne? Annyeong”
Keterlaluan dia menolak seorang Myungsoo? Dia memang yeoja yang misterius dan itu semua menambah cinta juga ketertarikanku padanya.

Author POV
Dibalik semak-semak seorang namja sedang memandangi kegiatan tiga orang tadi. Dengan ekspresi datar dan tatapan tajam yang menakutkan.
“Tidak ada yang boleh dekat dengan Myungjinku selain aku”
Tangannya mengeluarkan sebuah kamera. Dengan lihai ia mengambil beberapa gambar.

TBC
Okay. Sekian part ini!! Semoga enggak gagal-gagal amat. Yang udah baca Comment ya ^^

14 responses

  1. shibosung

    hayooo hayooo hayooo ratingnya PG 17 Hayoooo ada apa-apanya iniiiii *ketahuan belum baca* wehehehe ~ cus baca dulu *scroll ke atas*

    July 1, 2013 at 7:48 am

    • ??? Untuk pembunuhan dan psikonya -__-” Hayoo pikiranmu tuh kali hahaha XD

      July 1, 2013 at 7:49 am

      • shibosung

        ngene kie, nongol disaat yang tak diinginkan aku durung mulai moco lhooo
        lha kan biasanya yang berbau 17 kan yang begituaaaan *plak*

        July 1, 2013 at 7:51 am

      • Hahahahaha..
        -___- GAK MESTI yooooo…
        Wah bahaya otakmu sepertinnya perlu di setting ulang hahahaha

        July 1, 2013 at 7:52 am

      • shibosung

        biasa nganggur ngeneki opo-opo kuwalik, otakku yo kuwalik

        July 1, 2013 at 7:54 am

      • hahaha. SELAMAT BACA XD

        July 1, 2013 at 7:56 am

  2. shibosung

    eeeei lesung pip 2 itu jelek dilihat, masih cantikan lesung pipi 1 dilihat nya, contoh : ninda, pipah, dan …aku *plak*
    adoooh, mawar, keinget nasib mawarku yang aah tinggal dikubur, mati kabeh bung
    pas liat targetnya, im yoona >> biasa, yang seungho >> cocok!!
    kim myung soo penyanyi solo uuuugh *pingsan langsung*
    hayooo myungjin mancing ke gang sepi hayooooo sepi-sepi berdua laki perempuan orang ketiganya setan *read : authornya wehehehehe
    aigoooo oppaku aih liburan dipantai bora bora lagi, bora bora bora bora
    burung beo namanya miko, malah inget malam minggu miko, malah inget morgannisa
    andwaeeeeee ! oppaku jangan dibunuh, myungsoo aja yang dibunuh *siap perang lawan mbak fir*
    eh eh aku delok fotone D.O, wis ngerti gung ndek weekly idol pas enek pertanyaan kon nyebut idol laki-laki yang paling tampan hanya dilihat dari wajahnya jiyoon 4minute milih D.O uwoooo aku heboh dewe, gek doni muegelne, pas moco jawabane jiyoon mocone ‘do’ koyok marga, do apaan di-o di-o ah samcheon satu itu sudah mulai tua

    July 1, 2013 at 8:18 am

    • Hhahahaha…
      Dirimu ngomennn apa buat ficlet curhat (?)
      Hahahahaha…
      Tapi enggak papalah..
      LIKE IT…
      Part selanjutnya…
      Post kapan nih??

      July 1, 2013 at 8:26 am

      • shibosung

        we takon ? tak jawab saiki bingung lho we engko

        July 1, 2013 at 8:30 am

      • haha… Wes dadi kok…
        Karek ngepost tok..

        July 1, 2013 at 8:37 am

      • shibosung

        wah ngene kie model” author gak PW
        lek gak dikongkon ngepost gak dipost
        lek enek silent reader mati penasaran piye ???

        July 1, 2013 at 1:15 pm

      • hahahaha,,,
        silet readers mati peasara ya??
        SUKURIN!! Hahaha… XD
        Lagian Jongup udah siap pistol untuk basmi SILENT READERS!! XD

        July 1, 2013 at 1:19 pm

      • shibosung

        hahahaha iyo aku moco kadang-kadang karo kaget ndelok foto ndek samping iku, pertama D.O keloro pas jong up masyaallah sadis saiki arek iku

        July 1, 2013 at 1:23 pm

      • hahahahaha… ^^

        July 1, 2013 at 1:24 pm

Leave a comment